Skip to main content

๐Ÿ“ Everything is Fine, Just Trust Yourself‼️


EVERYTHING IS FINE, JUST TRUST YOURSELF!


Oleh : Elma Saskya


Pernahkah kamu berpikir bahwa kelahiranmu di dunia ini adalah suatu kesalahan?

Mungkin sebahagian dari kita akan menjawab “pernah”. Mengapa? Itu karena mereka berpikir bahwa kelahiran mereka mendatangkan beban bagi orang lain. Kelahiran mereka adalah sesuatu yang tidak diharapkan. Kelahiran mereka adalah hasil dari kecerobohan kedua Orangtuanya. Kelahiran mereka adalah kesialan untuk keluarga. Karena kelahiran mereka, sang Ibu meninggal dunia atau sang Ayah kehilangan pekerjaannya. Anak yang diinginkan lahir harusnya laki-laki, tapi ternyata mereka terlahir sebagai perempuan dan lain sebagainya.

Intinya adalah mereka berpikir bahwa lahirnya mereka ke dunia adalah suatu kesialan yang merugikan orang lain. Kelahiran mereka itu tidak ada artinya. Hingga mereka akan berpikir bahwa apa pun yang mereka lakukan semuanya adalah sebuah kesia-siaan belaka. Sampai pada tahap mereka merasa bahwa diri mereka itu adalah kegagalan itu sendiri artinya mereka itu ialah PRODUK GAGAL sesungguhnya.

Sungguh sangat mengerikan! Tapi apakah benar bahwa mereka adalah PRODUK GAGAL? Apakah pikiran yang tertanam ini hanya berasal dari dalam diri saja atau ada faktor luar yang mempengaruhinya?

Yang jelas, pikiran dan perasaan itu bisa terbentuk karena adanya faktor luar yang mempengaruhi dan mendorongnya. Faktor luar itu sendiri adalah faktor lingkungan dimana terdapat orang-orang terdekat yang biasanya ada di sekitar kita. Bisa itu keluarga, teman atau pun masyarakat. Baik disengaja atau tidak, terkadang orang lain bisa mengatakan dengan mudahnya bahwa kita adalah sebuah kesalahan dan kegagalan yang tidak seharusnya terlahir ke dunia ini. Pembullyan atau perundungan yang kerap dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita, walau hanya dengan ucapan verbal seperti ‘Eh, si gendut’ atau ‘Si Kibo’ membuat kepercayaan diri kita bisa runtuh, seruntuh-runtuhnya. Pemaksaan keinginan orang lain yang dipaksakan kepada diri kita seperti “Lihat! Dia bisa juara karena dia pintar Matematika! Kau juga harus sama, kau harus pintar Matematika!” “Kenapa kau tidak bisa seperti kakakmu?!”

Kekerasaan emosi ini yang terus-menerus diulang dan terdengar oleh diri kita hingga masuk dan meresap ke dalam alam bawah sadar kita, tanpa sadar dapat merusak dan meruntuhkan kepercayaan diri kita. Apalagi jika hal ini kita alami semasa kanak-kanak.

Selain itu, dibesarkan dalam kemiskinan, tidak pernah kuliah di perguruan tinggi, dan tidak pernah menjadi anggota kelompok apa pun. Menyebabkan perasaan lebih rendah dibandingkan orang lain dalam latar belakang pendidikan dan sosial. Penyakit-penyakit ini muncul dari masa lalu berkabut di dalam celah redup kepribadian kita.

Mengejutkan sekali ketika kita menyadari banyaknya orang yang sedih karena dihambat dan dibuat menderita oleh penyakit yang disebut Kompleks Inferioritas (Complex Inferiority). Perasaan inferior dan tidak memadai mengganggu pencapaian harapan kita, tetapi kepercayaan diri menghasilkan perwujudan diri dan pencapaian yang berhasil.

Jika pikiran kita diobsesi oleh pikiran tentang perasaan tidak aman dan tidak memadai ini, tentu saja, disebabkan oleh kenyataan bahwa gagasan seperti ini telah mendominasi cara berpikir kita untuk waktu yang lama. Pola gagasan lain yang lebih positif harus diberikan kepada pikiran, dan itu dicapai melalui saran repetitif mengenai gagasan kepercayaan diri. Dorong pikiran percaya diri ke dalam alam sadar, dengan melakukan pendisiplinan untuk mendidik ulang pikiran dan menjadikannya pabrik penghasil tenaga.

Apabila kita mengalami kesulitan dalam melakukan hal tersebut maka doronglah ia dengan doa. Semakin besar kesulitan yang kita hadapi, maka semakin dalamlah doa yang kita lakukan.

Jika kita merasa bahwa kehidupan kita saat ini benar-benar sudah hancur karena usaha yang kita lakukan semuanya gagal. Coba hentikan sejenak pemikiran tersebut. Ambillah selembar kertas, pikirkan dan telaah kembali aset-aset pribadi yang kita miliki sekarang.

“Apakah kita masih memiliki Orangtua sebagai tempat kita bersandar dan meluapkan kasih sayang kita?”

“Apakah kita masih memiliki suami/istri yang setia mendampingi dan mencintai kita dengan tulus dan apa adanya?”

“Apakah kita masih memiliki anak-anak yang lucu, yang sangat menyayangi kita dengan ketulusan dan kepolosannya?”

“Apakah kita masih memiliki kesehatan fisik yang bagus?”

“Apakah kita masih memiliki integritas yang baik di masyarakat?”

“Apakah kita tinggal di suatu negara yang menyediakan banyak peluang dan hidup tanpa adanya peperangan?”

“Apakah kita masih memiliki iman akan Tuhan dan Semesta Alam sebagai tempat kita untuk percaya dan berdoa?”

Jika setelahnya kita menemukan jawaban bahwa ternyata kita masih memiliki ini semua, itu berarti kehidupan kita baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dirisaukan. Rilekslah dalam menjalani kehidupan, jika hari ini berhasil itu bagus, jika ia gagal, nah, esok masih ada hari lagi.

Sangat esensial untuk menghargai kembali aset kepribadian kita ini. Jika dilakukan dengan sikap masuk akal, evaluasi ini akan meyakinkan kita bahwa kita tidak semudah itu dikalahkan seperti yang kita kira.

Norman Vincent Peale dalam bukunya “Berpikir Positif” pada bab “Percaya Kepada Diri Sendiri”, memberikan resep praktis tentang bagaimana menguatkan kepercayaan diri kita. Sembilan program itu mudah dilaksanakan, yang akan membantu kita mengatasi sikap tidak mampu dan belajar mengembangkan rasa percaya akan kekuatan kita. Antara lain :

1. Rumuskan dan tanamkan tanpa dapat dihapus kembali di dalam pikiran Anda suatu gambaran mental tentang diri Anda yang berhasil. Pertahankan gambar ini sekuat mungkin. Jangan pernah membiarkannya memudar. Pikiran Anda akan berusaha mengembangkan gambaran ini dan akan mewujudkan realitas dari citra mental tersebut.

2. Setiap kali suatu pikiran negatif sehubungan dengan kekuatan pribadi Anda muncul dalam benak, nyatakan secara sengaja suatu pikiran positif untuk membatalkannya.

3. Jangan dirikan rintangan di dalam imajinasi Anda. Kesulitan harus dipelajari dan ditangani secara efisien agar dapat dihilangkan, tetapi kesulitan tidak boleh dipandang hanya sebagaimana adanya. Kesulitan tidak boleh dikembangkan oleh pikiran yang takut.

4. Jangan terpesona oleh orang lain dan berusaha menirukan mereka. Tak seorang pun dapat menjadi diri Anda seefisien yang dapat Anda lakukan.

5. Sepuluh kali sehari ulangi kata-kata yang dinamis ini : "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma viii. 31.), dan biasakan diri dengan mengulang-ulang afirmasi positif tentang kekuatan dan kepribadian Anda.

6. Pelajari asal mula dari perasaan inferior dan keraguan diri Anda yang sering dimulai sejak masa kanak-kanak. Pengetahuan tentang diri sendiri menghasilkan kesembuhan. Jika perlu, dapatkan konselor yang kompeten untuk membantu Anda.

7. Tegaskan diri kita dalam iman yang kita percayai. Ingat, bahwa Tuhan akan selalu memberikan kekuatan kepada kita.

8. Tempatkan diri Anda di dalam tangan Tuhan. Untuk melakukannya Anda cukup mengatakan "Saya berada di dalam tangan Tuhan." Kemudian percayalah Anda SEKARANG menerima semua kekuatan yang Anda perlukan. "Rasakan" ini mengalir ke dalam diri Anda.

9. Ingatkan diri Anda bahwa Tuhan berada bersama Anda dan tidak ada yang dapat mengalahkan Anda. Percaya bahwa Anda sekarang menerima kekuatan dari-Nya.

Karena sesungguhnya ‘Rahasia terbesar untuk menghapus kompleks inferioritas, yang merupakan istilah lain untuk keraguan diri yang mendalam, adalah dengan mengisi pikiran Anda hingga luber dengan kepercayaan diri. Kembangkan iman yang luar biasa kepada Tuhan dan itu akan memberi Anda kepercayaan yang sederhana namun kuat kepada diri Anda sendiri.’

Ingatlah selalu kutipan bijak dari Norman Vincent Peale ini - "Jangan pernah memikirkan diri Anda sebagai orang yang gagal; jangan pernah meragukan realitas dari citra mental tersebut. Itulah yang paling berbahaya, karena pikiran selalu berusaha menggenapi apa yang digambarkannya. Jadi, selalu gambarkan keberhasilan tidak peduli betapa buruknya segalanya tampaknya berlangsung pada saat itu."

Jadi, mulai sekarang tanamkan dalam benak kita dan hilangkan keraguan dalam diri, selalu ingatlah bahwa DIRI KITA BERHARGA, DIRI KITA BERNILAI, DIRI KITA BERHAK UNTUK BERBAHAGIA KARENA KITA DILAHIRKAN DARI CINTA ORANGTUA KITA.


Comments

Popular posts from this blog

LOLI'S WRITING ✍

  "Loli's Writing" By: Elma Saskia, S.Pd Loli was so excited today because her cousin, Aleyssan, came to visit their new house with her parents. They were currently playing in Loli's room. "Loli, I have a great gift for you. Want to see it?" Aleyssan asked. "Yes, I do! Where is it, Sis?" Loli exclaimed curiously. Aleyssan rummaged through her bag to find a small rectangular box tied with a ribbon in the middle and gave it to Loli. Loli, who was already very curious, immediately opened the box and her eyes sparkled brightly when she found 12 colorful pens inside. Excitedly, she got up from her seat and took a blank piece of paper, then her hand moved to write something on it using the pens. "Wow, the colors are so beautiful and they sparkle like jewels!" Loli praised happily. Aleyssan smiled upon hearing her, "Yes, they are very beautiful because besides being colored, the ink also contains glitter so it looks like sparkling silver. I...

๐ŸŒ Kya's World Ep. 1 ~ Koara si Raja Tidur ๐Ÿจ๐Ÿ’ค

KOARA SI RAJA TIDUR ๐Ÿจ๐Ÿ’ค Oleh : Elma Saskya, S.Pd For the audio story, you may click this link below ๐Ÿ‘‡ ๐ŸŽฌ  https://youtu.be/A2Sz2PGcjpc “Hm... Hm... Hm...” Nyanyian Mira dalam bentuk gumaman terdengar sepanjang jalan saat dia tengah menyusuri jalanan hutan yang banyak akan pohon-pohon rindang, dan rumput-rumput liar di sekelilingnya.  Koara yang tengah tertidur bergelayutan di atas pohon itu pun merasa terganggu akan nyanyian Mira dan mulai berteriak dari atas pohon.  “Mira?!! Kau mengganggu tidur siang ku saja. Hentikan gumaman tak jelas mu itu. Berisik tahu!!” Ungkapnya kesal.  “Astaga... Koara! Kau mengagetkanku saja. Ara ini bukan gumaman tapi aku sedang bernyanyi karena hatiku lagi gembira sekarang. Lagian kau ini pemalas sekali, sudah siang begini kok masih betah tidur...” Jawab Mira dari bawah pohon.  “Aku masih ngantuk. Aku baru saja tidur selama 18 jam lamanya. Tapi kau tiba-tiba datang dan menggangguku dengan suaramu itu...” Sahut Koara yang masih bet...

SAVE WATER ๐Ÿ’ฆ

  SAVE WATER By: Elma Saskya, S.Pd FLIP BOOK SAVE WATER On a hot afternoon, the two brothers were having fun playing marbles in their yard.  “Jojo, it's really hot today. It looks like playing in the water is better than here. How about we just play with water in the bathroom?” Invite Jeje to his little brother.  "Let's go in now; Jojo wants to, bro." The two of them went in and put their marbles in the tin jar they usually use.  *** "Wow, the water in our tubs and buckets is all full, Jo. It's going to be fun!" Jeje exclaimed happily and immediately poured water on his brother’s body repeatedly.  His younger brother also didn't want to give in. He went back to pouring water on his brother's body with enthusiasm. "Ha ha. My brother got all his clothes wet. You lost." Said his younger brother, laughing happily.  They went back to pouring water on each other, laughing together, until they realized that the water in the tubs and buckets th...