“Gelisah? Ayo Mulai Ringankan Isi Rumah”
Oleh : Elma Saskya
Rasa khawatir, cemas, gelisah, gundah gulana dan perasaan menyesakkan lainnya pasti pernah menyerang setiap insan yang berada di dunia. Perasaan ini bisa saja muncul karena beberapa faktor salah satunya adalah stress menanggung beban kehidupan yang mungkin tak kunjung usai. Beban kehidupan ini bisa saja terkait dengan beban kehidupan rumah tangga, beban pekerjaan, beban ekonomi dan finansial, beban hubungan sosial, beban pendidikan dan lain-lain.
Perasaan yang tertekan karena beban-beban ini membuat pikiran kita semakin ruwet dan tak karu-karuan. Permasalahan yang harusnya mudah untuk diselesaikan, malah berubah menjadi hal yang paling rumit untuk dituntaskan karena kita terus mengeluh tanpa melakukan adanya tindakan perubahan. Akhirnya menyebabkan diri kita lelah secara fisik dan mental.
Tapi tahukah kamu? Kalau ternyata kehadiran beban-beban ini menandakan jika kita harus segera melakukan pembersihan. Entah itu membersihkan diri kita dari pikiran-pikiran negatif, membersihkan perasaan kita dari prasangka, atau hal yang paling simpel yaitu membersihkan dimana tempat kita berada sekarang alias “Rumah Kita”.
Loh kok gitu? Bukannya bersih bersih malah akan menambah beban hidup kita? Bersih-bersih bisa menjadi beban kalau kegiatan ini kamu lakukan setahun sekali. Biasanya nih, para gadis remaja atau Ibu Rumah Tangga akan melakukan kegiatan bersih-bersih secara total dan menyeluruh kalau mau menjelang hari-hari besar saja seperti setiap menjelang Hari Raya atau pada saat akan ada pesta di rumah, dimana keluarga dan sanak saudara akan datang berkumpul. Barulah mereka akan melakukan pembersihan, dengan ekspektasi supaya tidak ada omongan jelek dari orang lain tentang rumah kita atau supaya orang lain memuji kita sebagai orang yang pembersih. Ekspektasi seperti inilah yang tentunya akan menambah beban hidup kita.
Pada saat kita baru membuka mata dan hendak memulai hari kita, pertama sekali yang kita lihat adalah kamar kita. Coba bayangkan kalau kamar kita penuh dengan barang-barang yang berantakan, pakaian bergelantungan, posisi lemari dan meja yang tak beraturan, pasti pagi kita yang tadinya cerah seketika berubah menjadi suram. Kenapa? Karena kamar kita itu sendiri mencerminkan apa yang kita lakukan. Dimana pikiran semrawut kita tercermin dari kondisi kamar kita itu sendiri.
Nah, solusi untuk mencegah hal ini terjadi, penulis akan memberikan beberapa tips untuk meringankan kehidupan kita dengan mengutip teknik yang dijelaskan oleh Francine Jay dalam bukunya “Seni Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan”, yaitu dengan mulai “Meringankan Isi Rumah.”
Teknik meringankan isi rumah ala Francine Jay dibagi dalam tiga tahapan yaitu dengan Melepaskan Barang, Taruh Disini, dan Pertahankan.
Dalam melepaskan barang, hal pertama yang kita lakukan yaitu mulai dari nol. Artinya, untuk setiap laci, rak atau lemari, atau area mana pun yang perlu dibersihkan, keluarkan seluruh isinya. Tumpahkan, turunkan, biarkan bersih dari benda apa pun. Setelah selesai menurunkan semua barang, coba sempatkan beberapa menit mengagumi ruang kosong yang luar biasa itu. Bayangkan betapa indahnya area itu tanpa barang yang menumpuk sesak hingga ke tepinya; bayangkan kini kita bisa meletakkan barang yang paling berharga bagi kita di sana. Siapa tahu, tak ada lagi keinginan dalam diri kita untuk mengembalikan barang yang berantakan.
Setelah semuanya dikosongkan, barulah kita mulai kegiatan selanjutnya yaitu kumpulkan dan kelompokkan. Saat harus memilih barang untuk disimpan, kumpulkan dan kelompokkan barang yang mirip. Lalu mulailah menghitung, kurangi barang yang sejenis sampai dengan separuhnya tanpa masalah. Setelah itu, tinggal tetapkan barang mana yang memang bernilai untuk hidup kita, dan singkirkan sisanya. "Barang yang dikeluarkan tak perlu disesali, gantilah dengan rasa syukur atau berkah memiliki begitu banyak dan ingatkan diri bahwa kita tidak menjadi kekurangan karena mengurangi sebagiannya." Setelah selesai mengurangi barang berlebih, jaga agar barang-barang sejenis tetap disimpan bersama-sama. Sehingga stres kita akan berkurang, pengeluaran lebih sedikit, dan barang yang kita miliki lebih terkendali.
Hidup ini terlalu singkat untuk berada bersama benda-benda yang tidak kita sukai. Simpan yang hanya membuat hidup kita lebih mudah atau lebih bahagia. Gunakan prinsip Pareto, dalam 80% waktu yang kita miliki, kita hanya menggunakan 20% dari seluruh barang yang kita miliki. Artinya, sebagian besar barang kita tidak sebegitu istimewa ataupun penting, dan hidup kita tidak akan terganggu tanpanya. Pilihlah barang dalam jumlah kecil yang fleksibel untuk dikenakan/digunakan di segala kesempatan dan acara yang sepenuhnya cocok dengan kebutuhan kita. Sejak saat ini, keluarkan si lusuh dan gunakan barang yang paling baik. Pastikan barang kita menyampaikan kisah tentang hidup yang ingin kita jalani. Kita tidak ingin ada barang yang melambangkan cita-cita yang tak tercapai, proyek yang tak kunjung selesai, atau hubungan yang kandas. Hidup dengan barang yang senantiasa mengingatkan kita pada hal-hal seperti itu menimbulkan beban psikologis yang luar biasa besar, menahan kita, dan justru membuat kita menengok ke masa lalu. Inilah yang disebut dengan kegiatan kurasi.
Setelah kegiatan melepaskan barang telah kita lakukan, sekarang saatnya kita untuk melakukan tindakan taruh disini. Dimana hal yang kita lakukan yaitu menyediakan kotak barang keluar. Kotak barang keluar akan memisahkan barang yang tidak dibutuhkan dari kehidupan kita sehari-hari, menjadi wadah bagi barang-barang itu sebelum benar-benar pergi. Kotak itu mengumpulkan semua barang yang tidak diinginkan agar bisa ditangani sekaligus-disumbangkan, dijual, atau pun dibuang saat kita punya waktu. Apa pun yang terjadi, barang-barang itu "pergi" dan sedang menanti perjalanan berikutnya ke tempat mereka yang baru.
Selain menyediakan kotak barang keluar. Kita juga perlu menyediakan kotak barang ditunda. Tujuan dari wadah ini adalah supaya meletakkan barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan lagi, tapi masih ada janggalan di hati jika kita menyingkirkannya. Contoh, anak kita yang masih balita biasanya akan memiliki banyak mainan atau pun pakaian-pakaian yang biasa dia gunakan. Seiring berjalannya waktu, kita akan berpikir “ah, mainan ini pasti sudah tidak dibutuhkan lagi karena dia sudah terlalu besar untuk bisa memainkannya. Sama halnya seperti pakaiannya. Ini saatnya untuk ku meletakkannya di kotak barang keluar (disingkirkan).” Saat kita sudah melakukan itu, tiba-tiba anak kita ingat dengan mainannya. Karena memang anak-anak cenderung suka teringat dengan barang-barang lamanya dan dia akan meminta kembali mainan itu. Karena sudah kita singkirkan, anak kita pun jadi merengek tak henti-hentinya, menganggap kita tak peduli dengan barang-barangnya. Tentu hal ini akan menambah beban pikiran kita. Makanya diperlukanlah kotak barang ditunda, dimana kita akan menempatkan suatu barang di wadah ditunda, dengan perasaan nyaman karena kita tahu barang itu bisa diambil sewaktu-waktu kita menyesal mengeluarkannya. Entah bagaimana, barang yang sudah disingkirkan di dalam kotak tunda tiba-tiba kehilangan daya magis, yang membuat kita lupa akan adanya barang tersebut. Label Ditunda membantu kita menyadari bahwa kita bisa hidup tanpa barang-barang itu.
Tindakan selanjutnya yang perlu kita lakukan dalam tahapan ini yaitu tata dan susun. Gunakan wadah dalam menata dan menyusun barang, agar menjaga barang tetap menyatu di tempatnya dan mudah disimpan. Menata berarti kita mengambil alih kendali atas barang, yang pada gilirannya membantu kita mengambil alih kendali atas hidup kita. Tujuan menata adalah meletakkan barang secara teratur untuk selama-lamanya. Dengan menata, barang-barang indah dan berguna yang kita miliki menjadi mudah diakses. Hidup ini tidak seharusnya kita habiskan untuk mengambil dan mengembalikan lagi barang ke tempatnya.
Nah, setelah kedua tahapan itu telah selesai kita lakukan. Tahapan terakhir yang perlu kita lakukan yaitu pertahankan, yaitu pertama dengan sempurnakan. Sempurnakan berarti kita bijaksana dalam mengambil keputusan berdasarkan apa yang kita butuhkan. Bukan apa yang dipunyai orang lain atau rekomendasi iklan. Sempurnakan koleksi barang kita dengan ikut dalam sistem ekonomi berbagi alias sharing economy : pinjam meminjam buku, sewa-menyewa gaun resmi, bergabung dengan program nebeng kendaraan/ojek online. Jika suatu barang tidak digunakan secara teratur atau tidak sering, lebih baik meminjamnya dan tidak membelinya.
Selain itu, kita bisa manfaatkan teknologi modern semaksimal mungkin dan ubah benda ke format digital sejauh yang kita bisa. Hal ini bisa kita lakukan pada buku album kenangan milik kita atau arsip-arsip. Kita bisa mengubah file hardcopy tersebut menjadi softcopy yang jauh lebih ringan, dan dapat kita akses dimana pun dan kapan pun.
Lalu yang kedua kita perlu ambil kendali. Rumah adalah kerajaan pribadi kita. Tugas kita sebagai penguasa adalah menjaga ketertiban. Kumpulkan semua barang yang tidak berada di tempatnya dan kembalikan ke lokasi masing-masing. Pastikan agar semua orang di rumah tahu letak semua benda yang ada. Libatkan semua anggota keluarga dan tanamkan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas barangnya. Tendang kebiasaan mengonsumsi dari singgasananya dan pusatkan kehidupan rumah dan keluarga kita pada nilai-nilai lain seperti kekeluargaan, kreativitas, kemurahhatian, dan kelestarian. Pastikan kita tidak menimbulkan lebih banyak lagi limbah atau merugikan lingkungan. Buat prioritas baru di rumah - ruang lebih penting ketimbang barang, orang lebih penting daripada benda yang dimiliki - maka rasa tenteram pun akan tercipta.
Terakhir, hal yang paling penting dari semua yang telah kita lakukan yaitu tahan diri. Kesederhanaan yang elegan, hidup dengan anggun bersama benda-benda terpenting bagi kita. Batasi barang-barang yang kita beli hanya pada barang-barang yang sifatnya kebutuhan. Kita membeli karena fungsi bukan kebaruan, karena butuh bukan karena ingin. Mencukupkan hidup dengan apa yang kita punya. Utamakan membeli barang yang multiguna, yang bisa melakukan beberapa jenis tugas (misalnya membeli pisau ukuran sedang dan bukan pisau khusus pengupas stroberi). Beli barang untuk jangka panjang.
Ingat, "Rumah adalah ruang untuk hidup, bukan untuk menyimpan barang. Rumah seharusnya mencerminkan apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita miliki." Jadi, mulai sekarang lakukanlah pembersihan rumah secara rutin agar hidup mu menjadi lebih ringan.
Sebagai penutup, untuk lebih menikmati hidup dan pekerjaanmu yang sekarang ciptakanlah kebiasaan penting ini “Clear your desk of all papers except those relating to the immediate problem at hand.” – Dale Carnegie.
IDENTITAS DIRI :
Nama Lengkap : Elma Saskya
Alamat Domisili : Jl. Tuasan Gg. Sepakat No. 39 A, Kec. Medan Tembung, Medan, Sumatera Utara
No. HP : 0878-6787-7547
Akun Media Sosial : Instagram : @saskiaelma
Atribusi/Profil Singkat : Elma Saskya a.k.a E. Sasaki. Penulis novel romance comedy, yang suka ngehalu.
No. Rekening : BCA KCP HM YAMIN 8115216291 atas nama Elma Saskya
Comments
Post a Comment